Jumat, 21 Agustus 2015

lanjut D4 atau S1 bidan ?

Baiknya saya lanjut kemana ya?

Banyak email masuk yang menanyakan pertanyaan satu ini. Dengan diawali perkenalan “mba, saya X dari D3 X bla..bla..” dan diakhiri pertanyaan “sebaiknya saya lanjut D4 atau S1 bidan ya mba?

Dan saat seperti itu, saya serasa jadi dosen wali, xixixixi….

Kenapa untuk pertanyaan satu ini menjadikan saya menulis disini? Ada yang salah?

Saya tidak menyalahkan, hanya saja sangat disayangkan kenapa pertanyaan itu ditanyakan. Jeng… Jeng….

Eiiittss… jangan salah paham dulu, maksud saya begini…

Maaf sebelumnya, bukan sok ngajarin tapi karena banyak yang masih bertanya dengan polos, jadi mau tidak mau saya kasih tau. Hehe.. peace

Kalau kamu mau menanyakan hal itu, sebelum bertanya ke orang lain, coba tanya dulu ke diri kamu sendiri “passion-ku apa sih?? Tujuanku setelah ini mau jadi apa? Kerja dimana? Dsb…

Saya amat sangat yakin, bagi yang hampir/sudah menamatkan pendidikan D3 pasti sudah pernah praktek klinik, sudah merasakan gimana “nikmatnya” kuliah di dunia kebidanan dan kamu pasti tau kearah mana passion kamu dan impian kamu kedepan seperti apa? Dari sana lah kamu bisa menilai, mau lanjut kemana?

Sekarang coba tanya ke diri kamu dengan pertanyaan diatas.

Udah terjawab? Jangan cuma karena nyari kerja D3 bidan susah jadi ngelanjutin pendidikan cuma pelarian aja lho yaa….  Hehehe….


Sudah terjawab???


Jadi… misalnya gini:

Q: “mba, saya pengen memperdalam ilmu bidan soalnya saya masih kurang banget dan saya ga pedhe dengan kemampuan saya sekarang, baiknya lanjut kemana? D4 atau S1?”.
A: “saran saya lanjut ke S1 aja karena disini memperdalam ilmu kebidanan atau kamu juga bisa lanjut ke D4 klinik tapi kalau mau totalitas dalam memperdalam ilmu, lebih baik lagi kalau lanjut ke S1.

Menurut kamu, pertanyaan ini lebih terarah/ga kalau dibanding perkenalan dan langsung diakhiri pertanyaan”mba baiknya saya lanjut D4 atau S1?” Dan jawaban yang memberikan saran juga akan lebih terarah.

Atau mungkin pertanyaannya: “saya suka kalau terjun langsung ke masyarakat, baiknya lanjut kemana ya mba??”

Atau “mba, saya pengen jadi dosen tapi saya pengennya ambil S2 bidan di luar negeri”

Dan sebagainya…

Kurang lebih seperti itu gambaran pertanyaan yang lebih baik digunakan sehingga dosen-dosen ataupun orang yang mengerti ttg akademisi akan sangat senang dalam membantu menjawab pertanyaanmu kalau kamu menanyakan hal yang terarah. Selain itu juga menunjukkan kejelasan tujuan kamu kedepan.

Demikian saran saya, semoga bermanfaat


Good Luck girls… 


Surabaya, 19 Agustus 2015
@koskarmen 

Rabu, 12 Agustus 2015

Lanjut sekolah S1 bidan

banyak yang tanya "udah jadi bidan, ngapain sih lanjut S1?"
"gua aja gatau kenapa bisa nyemplung disini".
Kurang lebih begitulah jawaban gampangnya.

dan alasan saya melanjutkan pendidikan S1 karena saya merasa ilmu saya sangat kurang mengenai kebidanan jadi saya butuh refresh ilmu.
Sungguh sangat menyesal bagi orang-orang yang berniat menambah ilmu disini (seperti saya) karena disini tidak sekedar belajar namun harus berlari. Larinya bukan lari biasa tapi lari sprint.
Maksud dari lari disini adalah berlari dalam mengimbangi keilmuan disini.

Saya merasa sangat kurang jika dibanding mahasiswi yang lain dan hingga saat ini saya masih merasa bodoh dan masih amat sangat butuh banyak belajar.

Pendidik yang berkualitas dan mahasiswi-mahasiswi yang (otaknya) super hebat membuatku terpukau hingga saat ini.

Jika ditanyakan "apa bedanya sama pendidikan D3?"
rasanya tak pantas dibandingkan karena disini jauh berbeda. tanggung jawabnya juga jauh lebih berat.

Semoga kami diberi kekuatan hingga akhir dan dapat menjadi bidan yang amanah dan sholeha. aamiin... :)


Surabaya, 12 Agustus 2015
at kos karmen
menjelang deadline yudisium wisuda.

Rabu, 03 Juni 2015

Tips agar bisa lolos ujian masuk S1 bidan unair alih jenis

Banyak yang menanyakan hal ini, dan jawaban saya hanya satu kata, yaitu "PERSIAPAN"
klise?? iya, tapi memang begitu adanya.
Faktanya, pendidikan S1 bidan yang membuka jalur alih jenis HANYA ada di Unair dan bidan yang mendaftar adalah bidan dari Sabang sampai Merauke. Saya bisa bilang seperti itu karena memang banyak teman saya bukan orang-orang yang tinggal di Jawa. Jadi bagi teman-teman luar Jawa jangan berkecil hati, dari angkatan sebelum angkatan saya, mayoritas mahasiswa alih jenis S1 pendidikan bidan adalah perantau dari luar pulau Jawa BUKAN perantau luar provinsi. Bagi teman-teman yang berasal dari pulau Jawa, jangan remehkan teman-teman dari luar Jawa.

Fakta yang kedua, bukan hanya saya saja yang baru mendaftar sekali dan langsung diterima di gelombang pertama. Dari hasil wawancara saya terhadap teman-teman yang bernasib sama seperti saya, mereka mengaku kalau mereka melakukan persiapan yang matang. Begitupun teman-teman yang gagal pada gelombang pertama namun diterima (lolos) pada gelombang kedua, mereka mengaku jika mereka tidak ada persiapan pada saat ujian di gelombang pertama, namun setelah gagal gelombang pertama, mereka melakukan persiapan yang matang dan alhamdulillah diterima menjadi mahasiswa Unair setelah melewati ujian di gelombang ke 2. Bagaimana dengan yang tidak mengikuti gelombang pertama, hanya ikut gelombang kedua. Apakah bisa langsung lolos? Jangan khawatir , yang terpenting adalah persiapan. Lagi-lagi, ada juga teman saya yang hanya mengikuti ujian di gelombang kedua dan bisa langsung lolos menjadi mahasiswa S1 bidan unair.

Sekali lagi, saya tekankan disini, lakukan persiapan dengan matang dan jangan lupa berdoa meminta padaNya.

Bagaimana kalau sudah persiapan matang tapi tetap belum lolos? jangan patah semangat, pasti ada hikmah dibalik semua yang kita jalani saat ini.

Selamat berjuang teman-teman sejawat
Salam hangat

Listya Aina Firda
Kudus, 3 Juni 2015
at home