Saya sudah berpengalaman kerja 5 tahun dengan pengalaman kerja 2 tahun di RS dan 3 tahun di klinik ataupun bidan praktek swasta.
Semakin matang usia disertai pengalaman bekerja di Freeport, saya semakin menyadari bahwa tujuan manusia hidup adalah mencari uang. Namun bagaimanapun uang bukan jaminan kebahagiaan. *mulai sok bijak
Saya bertemu begitu banyak orang hebat disana dengan pengalaman yang begitu hebat juga.
Setelah kembali ke Jawa, saya menyadari satu hal.
Dengan pengalaman kerja yang cukup dan mempunyai beberapa sertifikat skill yang menurut saya tidak dimiliki oleh semua bidan antara lain: konselor menyusui, prenatal yoga, hypnobirthing, BLS dan PPGDON. Keegoisan saya pun muncul. "Kenapa saya harus bekerja dengan orang lain jika saya bisa membuka pekerjaan untuk diri saya sendiri?" Toh saya mengerjakan pekerjaan yang halal.
Menjalani pekerjaan ini juga banyak yang bertanya "mba bekerja dimana selain di bayikoe?" Dengan Percaya diri saya jawab bahwa saya fokus mengembangkan bayikoe.
Pekerjaan saya saat ini masih dianggap pekerjaan sebelah mata di daerah saya karena masih banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan bidan seharusnya di instansi.
Faktanya, pekerjaan saya sangat dicari oleh banyak orang karena masyarakat lebih nyaman saat ada bidan/tenaga kesehatan datang ke rumah dan memberikan pelayanan beserta informasi yang lengkap mengenai kesehatannya.
Khawatir tidak berjalan mulus? Pasti... Apalagi saya perempuan dewasa di usia produktif.
Bagaimanapun, saya harus memikirkan sendiri bagaimana cara agar saya bisa membahagiakan ibu dan membantu orang lain dengan uang saya sendiri.
Di awal membuka usaha ini, saya sudah punya planning untuk segera move on jika dalam 3 bulan kedepan tidak berjalan sesuai harapan.
Alhamdulillah sekarang sudah berjalan bulan ke-6 dan saya berharap bisa mengajak kerjasama banyak bidan di luar sana untuk membantu para ibu hamil-ibu nifas dan ibu menyusui.
Kudus, 25 Januari 2020