Selasa, 09 Desember 2014

Biaya Pendidikan S1 Pendidikan Bidan Unair (alih jenis)

Beberapa teman bertanya tentang biaya pendidikan di S1 Pendidikan Bidan Unair. Jujur saja, saya kurang mengerti hitung-menghitung tentang total pengeluaran, namun saya mencoba memberi gambaran.
Saya tekankan disini, ini adalah gambaran pengeluaran yang saya alami, setiap pergantian tahun pasti akan ada perubahan biaya, biasanya yang rutin berubah tiap tahunnya adalah biaya sewa kamar kos.

1) Biaya SOP di tahun 2013 (alih jenis) adalah 6 juta sedangkan SP3 minimal adalah 10 juta. Untuk registrasi awal (setelah pengumuman diterima menjadi mahasiswa UNAIR) kurang lebih satu juta. Jadi untuk biaya awal masuk adalah 17 juta belum termasuk biaya registrasi awal, biaya sewa kamar selama ujian dan transportasi ke Surabaya.
2) Setiap semester membayar sebesar 6 juta (SOP), dan lama pendidikan kurang lebih 3 tahun 
(3x12juta = 36 juta) dan terkadang ada biaya tambahan untuk setiap semester yang jumlahnya belum tentu sama. 
3) Sewa kamar kos untuk di Surabaya terutama disekitar kampus A bervariasi, mulai dari 250 rb (bila sekamar lebih dari satu orang) sampai nominal juta (dengan fasilitas: kamar ber-AC, kamar mandi dalam,dan ada parkir mobil)
4) Harga makanan, masih standart kota besar yaitu sekitar 9 ribu hingga ratusan ribu (kalau makan di restoran ternama).
5) Saat praktek klinik ataupun laboratorium, kita tidak ada biaya tambahan (sudah termasuk dalam uang semester). Biaya tambahan akan muncul jika mendapat tempat praktek di luar wilayah, yaitu saat praktek komunitas, praktek klinik yang mengharuskan ngekos dan praktek KKN (jika pengeluaran KKN melebihi batas dari yang kampus berikan).
6) Seragam praktek tidak termasuk dalam uang semester, sehingga ada biaya tambahan untuk ini.

Maaf kalau tidak ada rincian harganya dan tidak di total jumlah pengeluarannya. 
Kurang lebih itulah gambaran pengeluaran bila kuliah di Unair.
Semoga menjawab pertanyaan teman-teman.

@kos Gresik- Praktek Klinik Semester 7 
RSUD Ibnu Sina Gresik - Ruang Anggrek 8 - 21 Des 2014

Sabtu, 06 Desember 2014

Diploma dan Sarjana pendidikan bidan

Kurang lebih sudah setahun lebih 2 bulan menjalani pendidikan di  S1 pendidikan Bidan di Unair, Apa yang saya dapatkan disini selain teman?

Awalnya saya berfikir "ngapain sih kita belajar lagi materi-materi itu lagi padahal waktu kuliah D3 juga sudah diajarkan" . Setelah menjalaninya, taraaa.... saya sadar ternyata memang beda.

Dulu saya berfikiran bahwa mau pendidikan Diploma ataupun Sarjana semuanya sama toh namanya juga mahasiswa, anak kuliahan. Setelah menjalaninya, hmmm..... jadi bertanya "apakabar pendidikan S2 dan S3 ya?"

Saya mencoba menjabarkan sedikit apa yang saya dapatkan disini. check it out!

Disaat kita mengenyam pendidikan diploma, kita diberitau tentang A,B,C,D dan sekedar tau, tau itu apa, bagaimana cara menghadapinya, mengasah skill, that's all! Beres!
Bagaimana dengan pendidikan di sarjana? kita tidak hanya tau, tapi juga harus benar-benar memahami dan mendalami ilmu "tau" tadi.

Satu mata kuliah dasar yang membuatku menyesal, mengapa dulu tidak sungguh-sungguh dalam belajar, yaitu ANATOMI. Sebenarnya masih banyak lagi, namun menurutku, itu adalah salah satu mata kuliah yang krusial saat kita kurang menguasai.

Selama menjalani perkuliahan disini, bagiku cukup sulit karena sudah terbiasa menjalani pendidikan yang sebelumnya, lalu dipaksa untuk menggali ilmu lebih dalam lagi yang secara tak langsung menuntut untuk belajar LEBIH ekstra.

Sejak disini pun sekarang saya menjadi mengerti, mengapa mahasiswa kedokteran sangat pintar dalam ilmu, namun untuk skill (saat mereka masih dokter muda) tampak tidak lebih jago dibanding mahasiswa yang kuliah Diploma. Bukan hal yang pantas untuk dibandingkan juga sih sebenarnya. hehe... peace!

Coretan dihari sabtu malam didalam kosan Karangmenjangan-Surabaya, menjelang praktek Klinik Semester Tujuh.
6 Desember 2014

Selasa, 26 Agustus 2014

Perbedaan masing-masing jurusan D4 Kebidanan

Beberapa minggu yang lalu ada pertanyaan dari salah satu pembaca blog yang menanyakan tentang perbedaan D4 Kebidanan Klinis, Pendidik dan Komunitas dan menurut saya pertanyaan ini menarik untuk dibahas dalam halaman blog tersendiri sehingga juga bisa dibaca teman-teman yang lain. Oleh karena itu, disini saya mencoba menjabarkan sesuai dengan apa yang saya dapat dan ketahui, jika ada kesalahan mohon untuk dikoreksi. Semoga bermanfaat.

Seperti yang kita ketahui bahwa bidan adalah profesi dalam bidang kesehatan yang concern terhadap perempuan. Kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (masa nifas) adalah kompetensi yang wajib dikuasai oleh bidan.

Banyak dari kita merasa awam dengan masing-masing jurusan yang terdapat pada D4 Kebidanan, antara lain: D4 Kebidanan Komunitas, D4 Kebidanan Pendidik dan D4 Kebidanan Klinis. Sebelumnya saya juga merasa awam dengan masing-masing jurusan, namun setelah lulus dari pendidikan D3 Kebidanan dan membaca kurikulum dari beberapa web yang (menurut saya) bisa dipercaya. Saya pun mulai sedikit mengerti tentang masing-masing jurusan tersebut. Berikut adalah rangkuman yang saya dapatkan*:

Semester 1
Semester 2
Pendidik
Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi
Metode Khusus
Konsep Kebidanan
Metodologi Penelitian
Etika Profesi dan Hukum Kesehatan
Kewirausahaan
Statistika
Humaniora dan Sosiologi
Bahasa Inggris
Komputer
Psikologi Pendidikan
Bimbingan Konseling
Desain Kurikulum
Evaluasi Pendidikan
Teknologi dan Media Pembelajaran
Administrasi dan Manajeman Pendidikan
Pembelajaran Micro
Praktik Kependidikan
Komunitas
Asuhan Kebidanan Komunitas 1
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Sistim Informasi Kesehatan
Kegawatan Komunitas
Penyakit di Masyarakat
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Epidemiologi
Gizi Masyarakat
Klinik
Askeb Lanjut I
Metodologi Penelitian
Basic Life Support (BLS)
Farmakologi Kasus Kegawatdaruratan maternal & neonatal
Patofisiologi Kasus Gawat darurat Kebidanan Maternal & Neonatal
Pem. Diagnosis Kegawatdaruratan Kebidanan Maternal & Neonatal
PKK I
Askeb Lanjut II
Humaniora & Filsafat Ilmu
Statistik
PKK II
Skripsi/KTI
Sumber : http://jurusankebidanan.poltekkesdepkes-sby.ac.id/kurikulum-2 dan http://vocaedumidwifery4.wordpress.com/2013/04/25/kurikulum-div-kebidanan-poltekkes-surakarta/

*) Tabel diatas adalah kurikulum semester 1 pada D4 Kebidanan program lanjutan (lulusan dari D3 Kebidanan yang melanjutkan pendidikan D4 Kebidanan) BUKAN kurikulum semester 1 untuk D4 Kebidanan dari lulusan SMA. 
*) Kurang lebih kurikulum yang diberikan sama di setiap instansi
Dalam tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa

  • Jika passion kamu ingin menjadi seorang pengajar dalam bidang kebidanan, maka kamu bisa memilih D4 Kebidanan Pendidik, saat ini disarankan untuk melanjutkan ke S2 Pendidikan Bidan karena persyaratan untuk menjadi seorang pendidik (dosen) yaitu pendidikan terakhir S2 yang selinier.
  • Jika passion kamu adalah untuk menjadi bidan yang memiliki skill dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat disekitar, pilihan yang tepat adalah D4 Kebidanan Komunitas
  • Jika ingin menjadi bidan dengan skill (dalam kebidanan) yang sangat bagus, pilihan yang tepat adalah D4 Kebidanan Klinik.
FYI untuk teman-teman dari lulusan SMA, seperti pendidikan D4 jurusan yang lain, lama pendidikan adalah 4 tahun namun untuk mata kuliah diawal semester, saya kurang paham namun menurut saya kemungkinan (ketiga jurusan ini) di awal hingga pertengahan semester akan mendapatkan pelajaran yang sama, namun di akhir tahun perkuliahan akan mendapat pelajaran sesuai dengan fokus jurusan yang diambil. 

Demikian informasi yang bisa saya share, untuk lebih jelasnya lebih baik ditanyakan langsung pada institusi yang dituju. Semoga bermanfaat, dan jika ada kesalahan mohon untuk dikoreksi.
Selamat berjuang ^^

Kudus, 25 Agustus 2014

Senin, 19 Mei 2014

(Perubahan) Persyaratan Masuk Alih Jenis Bidan Unair tahun 2014 (2)

Maaf ini latepost, ada perubahan persyaratan untuk pendaftaran Alih Jenis 2014, tidak hanya untuk bidan tapi juga untuk jurusan alih jenis yang lain. Perubahan ini sudah diumumkan melalui akun twitter @PPMBUnair pada tanggal 7 Mei 2014, 3 hari sebelum penutupan pendaftaran (pendaftaran sudah dibuka dari tanggal 21 April 2014) yang artinya, peraturan ini sudah benar-benar diberlakukan sebelumnya. Saya mengetahui informasi ini dari seorang teman, lalu saya cek langsung dari akun twitternya @PPMBUnair dan website.

twit dari PPMBUnair - 7 Mei 2014

Persyaratan baru

Persyaratan sebelumnya

Kabar bahagia untuk teman-teman semua. Sekali lagi saya mohon maaf karena terlambat posting.

FYI tambahan, untuk pendaftaran tahun 2014 cukup via online. Data diisi sesuai dengan kolom yang disediakan, setelah dinyatakan lengkap dan dipersilahkan membayar biaya pendaftaran, Anda akan mendapat nomor ujian (setelah membayar biaya pendaftaran). Jadi tidak perlu lagi datang ke Surabaya untuk verifikasi data seperti yang saya lakukan pada pendaftaran tahun 2013, cukup datang pada saat ujian.

Selamat berjuang ya semoga Unair berjodoh dengan mu J


Surabaya, 19 Mei 2014
@kamarkoskarmen

Jumat, 11 April 2014

Persyaratan Masuk Alih Jenis Bidan Unair tahun 2014 (1)

Sekitar bulan Februari akhir (2014) saya mendengar kalau ada peraturan baru tentang akreditasi kampus yang harus setara dengan jurusan yang dituju sedangkan akreditasi untuk S1 Pendidikan Bidan sendiri sudah A. Langsung saya buka webnya di ppmb.unair.ac.id dan benar saja, peraturan baru itu ada!
 Pertanyaannya, “bisa ga sih yang akreditasinya B ikut mendaftar?”
Kalau melihat dari pengalaman saya sebelumnya di pendaftaran tahun 2012, dimana ada persyaratan melampirkan SIB namun saat itu saya tidak memiliki SIB, yang ada hanya STR sementara, dan apa yang terjadi? Saya tidak lolos verifikasi dokumen!  Yup, sedih banget dan itu adalah hari terakhir untuk jadwal pendaftaran gelombang ke dua. Maaf ya flashback sedikit, tetapi dengan menengok kesalahan itu, ada kemungkinan persyaratan ini memang benar-benar berlaku. 
Saya mendapat informasi dari seorang teman yang berniat mendaftar tahun 2014 ini, dia sudah menelpon pihak PPMB Unair untuk memastikan apakah akreditasi B bisa mendaftar? Jawabannya adalah “akreditasi harus setara dengan prodi yang dituju”

Kita belum tau apakah benar-benar akan diberlakukan atau tidak tetapi (sekali lagi) kalau menengok pengalaman saya pribadi, bisa jadi akan benar-benar diberlakukan.
Berikut beberapa foto perbedaan persyaratan akreditasi dan jadwal pendaftaran untuk alih jenis tahun 2013 dan tahun 2014 :

bisa dilihat kan perbedaannya? 

silahkan lihat persyaratan untuk akreditasinya

untuk persyaratan lebih lengkap buka disini

Sekian dari saya, semoga bermanfaat J

Surabaya, 11 April 2014

@kamarkosKarmen

Baca juga "(Perubahan) Persyaratan Masuk Alih Jenis Bidan Unair tahun 2014 (2)" disini

Kamis, 10 April 2014

THP Kenjeran dan Kerapan Sapi (1)

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 23 Maret 2014, Yuni dan aku pergi ke THP (Taman Hiburan Pantai) Kenjeran. Jujur, kami tidak pernah minat apalagi berniat untuk mengunjungi Pantai Kenjeran, karena konon kabarnya pantainya kurang menarik. Alasan kami berkunjung kesana adalah karena ada acara Festifal Kerapan Sapi 2014 yang didatangkan langsung dari Madura, Jawa Timur.

Acara ini adalah acara tahunan, tapi kurang tahu juga dimulai sejak kapan.
Berawal dari info sebuah akun twitter, kami pun merencanakan untuk berangkat kesana sekalian refreshing. Bermodalkan motor yang sudah di service sehari sebelumnya plus bensin yang full tank beserta surat-surat kelengkapan motor, kamipun berangkat. Kami adalah pendatang alias bukan asli orang Surabaya, kami pindah kesini juga baru satu setengah semester jadi masih newbie bingits. Tak punya GPS bukan berarti menjadi kendala, kami berangkat dengan melihat papan arah dan bertanya kesana kemari. Tapi sebelum berangkat, aq mencari info dulu tentang THP Kenjeran dan ternyata pantai kenjeran ada dua, Pantai Kenjeran Lama dan Pantai Kenjeran Baru. Menurut informasi yang didapat, jarak mereka berdekatan tapi aku juga ga tau kerapan sapi itu di Pantai Kenjeran yang mana. Hahaa..

Acara dimulai jam 10 pagi tetapi kami berangkat jam 7 pagi, kepagian ya? Hahaa... memang sengaja, kami kan ga tau lokasinya dimana, jadi daripada telat dan buru-buru jadi kami berangkat pagi aja alias nyari aman!
Dan bener saja, kami baru keluar dari gang Karmen dua udah langsung mampir beli sarapan, heheheee... J Setelah membeli sarapan sebungkus nasi uduk dan sebungkus bubur ayam, kami melanjutkan perjalanan dengan melihat papan jalan ke arah Kenjeran. Sekitar Jam 8 kami sampai di Pantai Kenjeran, tapi kami tak tau itu pantai kenjeran lama atau baru. Dengan melihat sekeliling sepertinya itu adalah Pantai Kenjeran baru karena terdapat tempat peribadatan agama budha. tak mau salah lokasi, kami memastikan kepada pak satpam. Ternyata benar, disana adalah Pantai Kenjeran baru dan acara Kerapan Sapi berada di Pantai Kenjeran Lama, dengan arahan sana sini walaupun sedikit tersesat, kamipun sampai di Kenjeran Lama. Karena kondisi masih pagi, aku memilih untuk menelusuri wilayah Pantai Kenjeran Lama sebelum memasuki area parkir dan benar kata para bloggers kalau diwilayah itu banyak sekali penjual lontong kupang dan ikan. Diujung jalan ada taman permainan untuk anak-anak yang berdekatan dengan tempat penjualan ikan modern sepertinya, aku lupa untuk memotretnya. Karena tak menemukan apapun, kami memilih untuk putar balik dan menuju area parkir Pantai Kenjeran Lama.

Setelah memarkirkan kuda besi, kami membeli dua tiket seharga Rp 12.000. Setelah memasuki area Pantai Kenjeran, Perut tak mau bersabar. Langsung saja kami mencari view yang mantaf untuk menikmati sarapan pagi. Kami memilih tempat yang memiliki view laut lepas.

tiket masuk dan karcis kuda besi
Sambil menyantap sarapan, kami mencoba menikmati laut lepas dan benar saja, Pantai Kenjeran dirasa tak ada ombak. Dari informasi yang saya dapat dari Yuni ternyata hal ini disebabkan karena Pantai kenjeran termasuk Pantai laut Utara. Apa bedanya? Search sendiri ya’ hehe...

Selesai sarapan sembari bercakap dengan pengunjung lain, kami berdua ditawari untuk menyebrang lautan menuju ke pantai pasir. Aku dan Yuni tanpa berfikir panjang menyetujui ajakannya. Kami berlima (bapak+anak,aku, Yuni dan pemilik perahu) pun berlayar. Dalam waktu 5 menit, kami sudah sampai dan tak ada pantai. Kami berempat tak percaya kalau disana ada pantai karena tak ada pasir yang tampak, hanya lautan. Untuk meyakinkan kami, bapak pemilik perahu pun turun dan benar saja, kaki hanya terbenam air setinggi 20-25 cm. Kami pun turun. Beginilah hal yang diluar rencana, membuat kami merasa senang selayaknya anak-anak yang bermain air. Ditambah lagi ada banyak yuyu rumpung disana dengan mudahnya diambil. Seruu...!



menyebrangi lautan



aku dan Yuni di pantai pasir

Sebenarnya sih biasa saja, tetapi karena hal itu diluar bayangan dan diluar rencana, menjadikan hal itu adalah hal seru bagi kami. Masih sekitar jam 9 namun sudah lumayan menyengat kulit. 30 menit terlewati, kamipun kembali merapat ke pantai Kenjeran dengan penuh senyuman.

Kami melanjutkan perjalanan menuju area Kerapan Sapi yang terletak diujung, dengan menelusuri pantai dan melewati berbagai warung makanan dan souvenir yang menarik perhatian pengunjung. Tetapi saat itu masih pagi jadi masih sepi, sangat sepi.

Sampai di area Kerapan Sapi, kami mencari tempat yang teduh karena matahari sudah mulai tak bersahabat padahal masih belum jam 10 (yaelaahh.. namanya juga pantai). Para sapi sudah sampai di lokasi tetapi mereka belum didandani. Jauh-jauh mereka didatangkan dari Sumenep, Madura (hasil dari percakapan dengan salah seorang tim kerapan sapi)


para sapi masih belum persiapan

Jam 10 terlewati dan acara belum juga dimulai, jam setengah sebelas semuanya mulai mempersiapkan diri, ambulance sudah datang, pemain musik berkostum pakaian khas madura sudah memainkan musiknya sambil mengelilingi lapangan. Para wartawan, dan fotografer pun seakan tak mau ketinggalan dan melewatkan acara tahunan ini.



musik dimainkan sambil mengelilingi lapangan
sekitar lokasi festival kerapan sapi

Sembari menunggu, aku dan Yuni mencari kesibukan, beranjak dari tempat duduk kami lalu kami jalan menelusuri area samping karapan sapi. Kami menemukan jaring-jaring yang dikaitkan diantara dua pohon, aku tak tau apa namanya. Tak mau melewatkan momen, kami langsung duduk disana, tanpa malu, kami mengayun-ayunkan diri sambil menikmati lagu dangdut yang disuguhkan. Hahaa...

Mau tau cerita selanjutnya? Tunggu yaa....

Surabaya, 26 Maret 2014
@kamarkosKarmen

Alih jenis Unair ikut PPKMB ga sih?

Setelah diterima menjadi mahasiswa UNAIR, pertanyaan di judul itu menjadi benar-benar sebuah pertanyaan. Pertanyaan lebih songongnya adalah “ya masa udah pernah ngospek malah diospek?” hahaa... #ups

Hasil tanya sana-sini, termasuk tanya BEM Univ, bener ajah ternyata anak alih jenis juga WAJIB ikutan yang namanya PPKMB alias Program Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru, gapapa sih kalau ga ikutan tapi ya ngulang PPKMB untuk tahun berikutnya #eeaaa *hening*

Awalnya aku juga ngerasa “buat apa sih?” tapi setelah dijalani, yaa... ada manfaatnya. Kita jadi sedikit lebih mengenal Unair *wink*
Selama PPKMB, hal yang paling wajib adalah menghafalkan lagu hymne Unair (yaiyalaahh...) sampai-sampai aku ikutan download lagunya lhoo.... Hehee...

Kita memang mengikuti PPKMB selama seminggu tapi yang bener-bener sampe sore itu yang di universitas, kalau yang di fakultas hanya mengikuti materi umum dan selanjutnya saat ada pengospek-an yang sebenarnya, kita disuruh pulang. Hahaa.... dan ini khusus anak alih jenis yang di FK lhoo.. kalau di jurusan lain ga ada yang namanya PPKMB fakultas. Memang sih ada perbedaan karena kebijakan tiap fakultas yang berbeda, tapi aku sih enjoy aja karena berasa jadi anak muda lagi *posthink* heheee....

Selama PPKMB, aku pribadi tetap mengikuti aturan seperti pakai pakaian ga boleh ketat/menerawang, warna atasan putih dan bawahan hitam, dan sebagainya. Kasihan aja kalau kita bertingkah dan yang terkena dampaknya adalah anak reguler karena disaat PPKMB semua berbaur jadi satu (ketakutanku aja sih).

Overall, PPKMB tahun 2013 seru kok. Anak reguler alias lulusan SMA zaman sekarang makin kreatif dan cara mereka mempersatukan sebegitu banyak kepala itu ciamik! Ga habis pikir, mungkin karena di kampus yang sebelumnya ga segitunya, yang aktif ya panitia bukan calon mahasiswa. Kalau disini bisa dibilang kebalik. Hehee....

Kalau mau nyari info tentang peraturan PPKMB search aja di twitter ataupun di facebook, waktu tahun 2013 ada grup fb ataupun akun twitter yang selalu up to date, baik yang official punya panitia maupun yang punya anak reguler. Silahkan mengaktifkan semua sosmed yang ada selain bertanya langsung ke pihak kampus tapi jangan kaget juga kalau ketakutan anak reguler agak lebay tentang PPKMB,lumrah sih namanya juga baru lulus SMA, intinya sih ikutin aja aturan yang ada, untuk aturan selanjutnya ikuti aja perintah panitia. Asik kok, tenang ajaa...


Dan sekarang para panitia sudah mulai menyibukkan diri merancang PPKMB tahun 2014. Semoga sukses dan  bermanfaat. Bravo! J


Surabaya, 11 April 2014
@kamarkosKarmen

Minggu, 09 Maret 2014

Keripik Riki

Beberapa hari yang lalu aku membahas tentang keripik riki di akun twitterku. Yup, beberapa hari yang lalu tanpa sengaja aku temu kangen dengan satu keripik itu. Mungkin banyak yang ga tau apa itu Keripik Riki. Keripik Riki adalah sebutan untuk keripik yang diproduksi di Cimahi, Bandung. Banyak macam keripik, dari keripik singkong, keripik tahu, basreng (baso goreng) dan sebagainya. Keripik ini memang mirip dengan keripik-keripik yang sudah terkenal dimana-mana seperti keripik maichi ataupun karuhun dan berbagai macam merk lainnya.

Menurut info yang saya dapat, keripik riki ini adalah keripik yang sudah ada jauh sebelum keripik bermerk terkenal menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Kebetulan saya sudah pernah berkunjung langsung ke Cimahi, tempat produksi keripik riki ini. Di Cimahi ini, ada sebuah desa yang  memproduksi keripik. Tidak hanya satu rumah yang memproduksi keripik ini, namun ada beberapa rumah dengan variasi yang bermacam-macam. Ada yang menjual keripik dengan aroma jeruk, ada juga yang dengan rasa balado, jagung bakar dsb. Dan yang terpenting adalah rasa original dengan serbuk pedasnya.

Yang membuat keripik Riki ini berbeda dengan keripik yang sudah terkenal di Indonesia adalah rasa pedasnya yang tidak bisa tertandingi. Saya dan teman saya mencoba untuk menyimpan keripik riki ini selama 5 hari, dan apa yang terjadi? Keripik ini makin pedas. Maichi level 10 pun tak berarti.

Keripik Riki adalah keripik yang biasanya dibungkus kecil-kecil yang harganya hanya 500 rupiah. Tetapi menurutku, selain harga yang lebih murah, rasanya yang WOW membuat pecinta nya tak bisa beralih kekeripik yang bermerk sekalipun (ngomongin diri sendiri).


Sekian review tentang Keripik Riki, semoga suatu hari bertemu lagi dengannya dan menghajarnya habis-habisan, hehe... Sayang ga ada fotonya.

Surabaya, 9 Maret 2014
at kamar kos karmen

Jumat, 28 Februari 2014

Perempuan dan Boneka

Yup, kali ini saya akan membahas tentang perempuan dan boneka, tp sebelumnya saya mau mengucapkan “selamat bulan Maret....!” . Tepat tanggal 1 Maret 2014 saya menulis tulisan ini, ga ada yang spesial sih dengan bulan maret. Hanya ingin mengucapkan selamat aja. Heheheee.... ga penting ya?? :p

Kembali ke leptop...

Gatau kenapa perempuan itu identik dengan berbau dengan hal-hal yang berkaitan dengan kelembutan dan emosi. Apa kaitannya ama boneka?? Gatau juga, pengen ngomong gitu ajah :p

Kalau diperhatikan, setiap kamar kos perempuan pasti ada bonekanya walaupun kecil, ga tau kenapa. Setiap kali saya tanya “boneka tuh dipake buat apa sih?” pasti jawabannya “buat dipeluk-peluk”. Saya jadi berfikir “apa enaknya meluk boneka yang sekecil itu? kalo segedhe bagong sih bs dipeluk, lagian jg ada guling” dan pernah pertanyaan ini saya lontarkan ke salah satu sahabat, apa jawabannya?? “aahh... km ga tau sihh, rasanya beda, ga sama ama guling”

Karena makin ga ngerti dengan pernyataan itu, saya coba telusuri dengan beberapa pertanyaan. Dan got it! Itu boneka dari mantan yang paling disayang. Ya pantes ajeee....

Setelah kejadian itu, saya tidak pernah menanyakan pertanyaan yang sama kepada orang lain, bukannya ga mau tau apa penyebabnya tp drpd saya makin keliatan kalo saya ga suka boneka. Sebenarnya bukan hal yang memalukan, tapi kalo menjadi minoritas itu rasanya tetep aja beda *ngeles* :p

Dan saya sekarang mengerti, pantes aja saya ga pernah dikasih hadiah boneka, kecuali waktu kecil hehee...
Jujur yaa.. apakah ini yang dinamakan kodrat seorang wanita, tapi beberapa bulan terakhir saya merasa kalo saya pengen banget punya boneka. Kayaknya lucu gitu, bisa dipeluk-peluk, bisa jadi pelampiasan juga kalo marah. Tetep ya, sadisnya keluar, Hohoo....

Aneh tapi nyata memang, setelah diberi usia 24 tahun, baru ngerasa pengen punya boneka. Biarlah walaupun telat tapi saya bersyukur karena sedikit demi sedikit (merasa) diarahkan untuk menjadi perempuan umumnya. Semoga suatu hari ada boneka di dalam kamar kosku. Boneka lucu yang bisa dipeluk-peluk, apalagi bonekanya guedhee  Hehee..... #kodekode :))))

tapi bukan boneka kek gini yaa gaes... ^^

Uneg-uneg tentang boneka dikamar kos Surabaya
1 Maret 2014 

Senin, 24 Februari 2014

Mungkin hanya terbiasa (?)

kenapa di dalam judul ada tanda tanya? karena memang saya masih belum mengerti, itu bagian dari tanda tanya atau tanpa perlu menggunakan tanda tanya.

Berbicara soal rasa. Cinta adalah kata yang bisa menjadikan banyak orang mabuk kepayang atau malah sampai sakit hati se sakit-sakitnya. Nah loh, kamu termasuk yang mana? 


untuk kali ini saya mau membahas tentang rasa dan terbiasa. mungkin ada dari kita yang begitu dekat dengan seseorang dan lama kelamaan menjadi ada timbul rasa hampa saat tak ada dia dikehidupan kita walau cuma setengah hari. Hanya karena ga ada kabar setengah hari, uring-uringannya ampe tiga hari. Hayoo siapa hayoo... apakah kamu termasuk yang ini? hehe.. ;))


dan inilah yang mengusik pikiran saya, apakah ini benar rasa cinta atau hanya karena terbiasa?


Kenapa saya menanyakan hal ini? karena disaat mencoba untuk sama sekali tidak saling berkomunikasi, bahasa kerennya "break", baru dijalani seminggu tuh rasanya udah prestasi banget tapiiii... kalau sudah terlewati sebulan, dua bulan dan seterusnya, rasa itupun berangsur-angsur menghilang, bukan karena ada sosok lain yaa... tapi dengan kesadar penuh untuk ikhlas melepasnya, kalau masih belum ikhlas ya sama aja. mau selama apapun tetap saja pikiran kita akan kembali ke dia. 


Keikhlasan ini yang membuat kita lebih bisa move on. Awalnya saya juga bertanya kenapa si dia hadir dalam kehidupanku hanya untuk meninggalkan? Namun lambat laun, saya mengerti, Tuhan ingin mengajarkan tentang keikhlasan dan mengingatkan kepada kita bahwa semua yang kita miliki di dunia hanya sementara. Memang bukan hal yang mudah, tetapi kita harus belajar untuk terus dan terus melangkah walaupun kaki berat untuk dilangkahkan lagi. Aduuh malah melenceng kemana-mana, hehe...

Karena hal terbiasa ini, saya pun memiliki pertanyaan yang belum terjawab "sebenarnya cinta kepada manusia itu tumbuh dari mana? memang dari hati atau hanya karena terbiasa??"



Surabaya, 19 Februari 2014

Tulisan dan menulis


Menulis dan membiarkan orang lain membacanya adalah hal yang membuatku gugup. Bukan tulisan tentang tugas yang diberikan oleh dosen ataupun seorang guru, namun tulisan yang berupa karya seperti yang saya tulis di blog ini.  Menurut saya, hal yang terpenting saat menulis adalah kita harus membuat pembaca memahami isi cerita yang kita sampaikan. Namun tidak sebatas itu, permainan kata dan membuatnya indah juga sebaiknya bisa dijadikan bumbu. Kemampuan ini yang belum saya miliki dan dengan alasan ini juga saya memberanikan diri membuat blog dengan harapan, saya bisa meng-improve kemampuan saya dalam menulis karena saya yakin, menulis adalah skill yang diasah, BUKAN skill yang muncul dari lahir.


Overall, semoga saya bisa menjadi semakin pedhe dengan tulisan saya dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk oranglain. Selamat membaca ^^


Surabaya, 25 Februari 2014

Rabu, 19 Februari 2014

Mendadak Tertarik Mempelajari #homEd untuk Anak


Bener2 ga mudah mendidik anak dengan tepat. Butuh pengetahuan dan kreatifitas yang tinggi, ga sekedar dikasih makan dan disayang-sayang.
apalagi diusia emasnya yang datang hanya sekali tp kalo salah didik?? ga kebayang gimana nyeselnya.

Pantas saja jadi ibu rumah tangga sangat dihormati di Jepang. Menurut artikel yg saya baca disini,   wanita yang bermimpi menjadi IRT adalah lulusan S1/S2, tujuan mereka bukan untuk berkarier tapi “mendidik anak” sebagai karier mereka yang tertinggi.

ditambah dengan twit tentang #homEd yang bikin aq melongo. Betapa besar usaha orangtua untuk membentuk karakter anak yang terbaik. Benar saja, ibu yang benar2 mendidik anaknya dengan totalitas akan menghasilkan anak yang hebat pula. sayangnya bukan hal yang mudah.

Berikut twit yang membuat saya tertarik dengan #homEd. Kenapa ga di chripstory? selain karena saya belum bisa dan belum mencari tahu bagaimana caranya, ini juga biar keliatan panjang postingannya. heheheee... ;))

udah tau kan ya cara baca twit? ga perlu diajarin kan ya? hihihi *ditimpuk kacang atom*


berawal dari ini


lanjut ini

kemudian ini

Alan adalah anak terakhir, Enes anak pertama dan Ara anak kedua

dan taraa... yang terakhir

Walaupun saya belum menikah namun hal yang berhubungan dengan "mendidik anak" selalu menarik perhatianku. Twit diatas yang berhasil bikin diri ini makin merenung dan bertanya "beneran masih ingin berkarier?"

berawal dari baca twit bunda @septipw tentang #HomEd didukung dengan percakapan malam dengan teman kos yang kuliah jurusan psikologi berhasil menusuk cara pikirku.


Surabaya, 19 Februari 2014 

Sabtu, 08 Februari 2014

Dia

Dia adalah seorang teman

Lama sudah aku tak bertemu dengannya

Kami hidup di negara yang berbeda

Namun, komunikasi kami tetap lancar walaupun tak jumpa secara langsung

Pertama kali berdialog dengannya, aku merasa sudah mengenalnya jauh sebelum kita dipertemukan

Helaan nafasnya saja aku sudah tau apa yang ia pikirkan

Unik memang

Akhirnya kita bertemu lagi untuk melampiaskan rasa rindu

Bercakap tentang ini itu, membicarakan banyak hal, mengunjungi banyak tempat

Tertawa lepas, bebas

Tak ada beban

Yang ada hanya BAHAGIA

Akhir pertemuan pun tiba

Ia menyodorkanku sebuah tulisan

Bukan hal yang lucu

Semua keceriaan menjadi kaku

Langkahnya mendekatiku

Mengucap 'maaf' tepat ditelingaku dan berkata "will you marry me?


Surabaya, 9 Februari 2014 

Perbedaan D4 Kebidanan dengan S1 Bidan

Mungkin banyak pertanyaan tentang ini, terutama untuk pendidikan bidan yang sekarang ini (masih) ada D4 Kebidanan dan juga S1 Pendidikan Bidan. Terutama bagi yang sudah lulus D3 Kebidanan dan mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Awalnya saya juga bingung dengan keduanya, disini saya ingin mencoba untuk sharing apa yang saya dapat tentang D4 dan S1 ini. Semoga bermanfaat J

Perbedaan yang teramat jelas adalah jenisnya. D3/D4 (Diploma) masuk ke dalam vokasi sedangkan S1/S2 (Sarjana) adalah sarjana. “tapi kok lulusannya D4  title nya tetap sarjana?” iya, title nya lulusan D4 adalah sarjana sains terapan (S.SiT) dan aq juga baru tau kalo lulusan D4 lainnya (selain bidan) juga menggunakan title yang sama. Berbeda dengan lulusan S1 yang disesuaikan dengan nama keilmuan yang diambil, misalnya S1 Pendidikan Bidan yang title nya adalah Sarjana Kebidanan (S.Keb) ; S1 Ekonomi yang title nya Sarjana Ekonomi (SE) atau juga S1 Keperawatan yang title nya Sarjana keperawatan (S.Kep), dsb.

Kuliahnya kok lebih lama yang S1 ya?” iya nih lebih lama, kalau transfer dari D3 ke D4 hanya menghabiskan waktu satu tahun dan materi yang diterima adalah sesuai dengan ilmu terapan yang diambil, misalnya D4 pendidik, maka materi yang diterima adalah cara mendidik sedangkan kalau melanjutkan ke S1, rata-rata waktu yang dihabiskan adalah 1,5 tahun (termasuk transfer dari D3 ke S1 Bidan) dan materi yang diajarkan adalah mendalami keilmuan jurusan. FYI, S1 Pendidikan bidan selain mahasiswa mendalami tentang ilmu kebidanan (1,5 tahun ) juga mengikuti profesi, lamanya 1 tahun (kalau di Unair, wajib diambil).

kalau mengambil D4 pendidik Bidan bisa langsung ngajar ya?” Menurut UU no 14 tahun 2005, pendidikan terakhir untuk pengajar adalah S2. Banyak teman saya yang sudah lulus D4 melanjutkan sekolah lagi ke S2 agar bisa menjadi dosen karena kalau masih D4 katanya belum bisa mengajar, tapi kembali lagi ke kebijakan kampus.

yang saya dapat didalam UU no 14 tahun 2005


katanya kalau mau jd dosen harus linier ya? S2 linier itu seperti apa? Kalau sudah terlanjur mengambil D4 bidan, trus lanjutnya kemana?” linier itu yang sejurusan. Kalau sebelumnya mengambil D3 kebidanan, bisa melanjutkan ke D4 atau S1 kebidanan ataupun Kesmas yang Kespro *. Kalo udah punya title Sarjana Sains Terapan? S2 yang diambil (yang linier) adalah S2 sains Terapan. Tenaangg..... udah ada kok di UNDIP. Beda ya S2 Sains Terapan dengan S2 Kebidanan? iya beda. Berarti S2 Kebidanan (UNPAD-UB) dinyatakan linier kalau yang melanjutkan kesana adalah lulusan S1 Kebidanan? yup, seharusnya  seperti itu.

tapi kok bisa D4 masuk S2 Kebidanan di UNPAD?” pertanyaan ini juga muncul dalam pikiran saya. memang bisa tapi (sebenarnya) bukan selinier  dan setelah saya membuka website-nya (UNPAD), ternyata syarat masuk untuk menjadi mahasiswa S2 bidan di UNPAD adalah lulusan D4. Berbedda dengan syarat masuk pendidikan S2 bidan di UB yaitu lulusan S1 bidan. Seperti postingan sebelumnya, kesimpulannya adalah kebijakan kembali pada masing-masing institusi.

sebaiknya saya lanjut kemana? S1 atau D4 Kebidanan?” kalau ingin lebih aman, lebih baik melanjutkan ke S1 kebidanan (bukan promosi lhoo) karena setau saya, sekarang ini pendidikan D4 di Jawa Timur hanya dibuka untuk lulusan SMA. Jadi ada kemungkinan akan ada perubahan. Walaupun begitu,di daerah selain di Jatim masih membuka pendaftaran untuk transfer dari D3. Itu artinya, masih belum ada larangan untuk melanjutkan pendidikan dari D3 ke D4 Kebidanan.
Kalau ingin tetap masuk D4, saran saya adalah tetap memilih kampus dengan akreditasi yang baik. Usahakan mencari D4 dengan akreditasi (minimal) B.
*untuk Kespro, saya masih belum tau (untuk saat ini) apakah termasuk selinier atau tidak.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, semoga membantu dan bermanfaat J


Surabaya, 8 Februari 2014