Beberapa hari yang lalu, tepatnya
tanggal 23 Maret 2014, Yuni dan aku pergi ke THP (Taman Hiburan Pantai)
Kenjeran. Jujur, kami tidak pernah minat apalagi berniat untuk mengunjungi
Pantai Kenjeran, karena konon kabarnya pantainya kurang menarik. Alasan kami
berkunjung kesana adalah karena ada acara Festifal Kerapan Sapi 2014 yang
didatangkan langsung dari Madura, Jawa Timur.
 |
| Acara ini adalah acara tahunan, tapi kurang tahu juga dimulai sejak kapan. |
Berawal dari info sebuah akun
twitter, kami pun merencanakan untuk berangkat kesana sekalian refreshing.
Bermodalkan motor yang sudah di service sehari sebelumnya plus bensin yang full
tank beserta surat-surat kelengkapan motor, kamipun berangkat. Kami adalah
pendatang alias bukan asli orang Surabaya, kami pindah kesini juga baru satu
setengah semester jadi masih newbie bingits. Tak punya GPS bukan berarti
menjadi kendala, kami berangkat dengan melihat papan arah dan bertanya kesana
kemari. Tapi sebelum berangkat, aq mencari info dulu tentang THP Kenjeran dan
ternyata pantai kenjeran ada dua, Pantai Kenjeran Lama dan Pantai Kenjeran
Baru. Menurut informasi yang didapat, jarak mereka berdekatan tapi aku juga ga
tau kerapan sapi itu di Pantai Kenjeran yang mana. Hahaa..
Acara dimulai jam 10 pagi tetapi
kami berangkat jam 7 pagi, kepagian ya? Hahaa... memang sengaja, kami kan ga
tau lokasinya dimana, jadi daripada telat dan buru-buru jadi kami berangkat
pagi aja alias nyari aman!
Dan bener saja, kami baru keluar
dari gang Karmen dua udah langsung mampir beli sarapan, heheheee... J
Setelah membeli sarapan sebungkus nasi uduk dan sebungkus bubur ayam, kami
melanjutkan perjalanan dengan melihat papan jalan ke arah Kenjeran. Sekitar Jam
8 kami sampai di Pantai Kenjeran, tapi kami tak tau itu pantai kenjeran lama
atau baru. Dengan melihat sekeliling sepertinya itu adalah Pantai Kenjeran baru
karena terdapat tempat peribadatan agama budha. tak mau salah lokasi, kami memastikan
kepada pak satpam. Ternyata benar, disana adalah Pantai Kenjeran baru dan acara
Kerapan Sapi berada di Pantai Kenjeran Lama, dengan arahan sana sini walaupun
sedikit tersesat, kamipun sampai di Kenjeran Lama. Karena kondisi masih pagi,
aku memilih untuk menelusuri wilayah Pantai Kenjeran Lama sebelum memasuki area
parkir dan benar kata para bloggers kalau diwilayah itu banyak sekali penjual
lontong kupang dan ikan. Diujung jalan ada taman permainan untuk anak-anak yang
berdekatan dengan tempat penjualan ikan modern sepertinya, aku lupa untuk
memotretnya. Karena tak menemukan apapun, kami memilih untuk putar balik dan menuju
area parkir Pantai Kenjeran Lama.
Setelah memarkirkan kuda besi,
kami membeli dua tiket seharga Rp 12.000. Setelah memasuki area Pantai
Kenjeran, Perut tak mau bersabar. Langsung saja kami mencari view yang mantaf
untuk menikmati sarapan pagi. Kami memilih tempat yang memiliki view laut
lepas.
 |
| tiket masuk dan karcis kuda besi |
Sambil menyantap sarapan, kami
mencoba menikmati laut lepas dan benar saja, Pantai Kenjeran dirasa tak ada
ombak. Dari informasi yang saya dapat dari Yuni ternyata hal ini disebabkan
karena Pantai kenjeran termasuk Pantai laut Utara. Apa bedanya? Search sendiri
ya’ hehe...
Selesai sarapan sembari bercakap
dengan pengunjung lain, kami berdua ditawari untuk menyebrang lautan menuju ke
pantai pasir. Aku dan Yuni tanpa berfikir panjang menyetujui ajakannya. Kami
berlima (bapak+anak,aku, Yuni dan pemilik perahu) pun berlayar. Dalam waktu 5
menit, kami sudah sampai dan tak ada pantai. Kami berempat tak percaya kalau
disana ada pantai karena tak ada pasir yang tampak, hanya lautan. Untuk
meyakinkan kami, bapak pemilik perahu pun turun dan benar saja, kaki hanya
terbenam air setinggi 20-25 cm. Kami pun turun. Beginilah hal yang diluar
rencana, membuat kami merasa senang selayaknya anak-anak yang bermain air.
Ditambah lagi ada banyak yuyu rumpung disana dengan mudahnya diambil. Seruu...!
 |
| menyebrangi lautan |
 |
| aku dan Yuni di pantai pasir |
Sebenarnya sih biasa saja, tetapi
karena hal itu diluar bayangan dan diluar rencana, menjadikan hal itu adalah
hal seru bagi kami. Masih sekitar jam 9 namun sudah lumayan menyengat kulit. 30
menit terlewati, kamipun kembali merapat ke pantai Kenjeran dengan penuh
senyuman.
Kami melanjutkan perjalanan
menuju area Kerapan Sapi yang terletak diujung, dengan menelusuri pantai dan
melewati berbagai warung makanan dan souvenir yang menarik perhatian
pengunjung. Tetapi saat itu masih pagi jadi masih sepi, sangat sepi.
Sampai di area Kerapan Sapi, kami
mencari tempat yang teduh karena matahari sudah mulai tak bersahabat padahal
masih belum jam 10 (yaelaahh.. namanya
juga pantai). Para sapi sudah sampai di lokasi tetapi mereka belum
didandani. Jauh-jauh mereka didatangkan dari Sumenep, Madura (hasil dari
percakapan dengan salah seorang tim kerapan sapi)
 |
| para sapi masih belum persiapan |
Jam 10 terlewati dan acara belum
juga dimulai, jam setengah sebelas semuanya mulai mempersiapkan diri, ambulance
sudah datang, pemain musik berkostum pakaian khas madura sudah memainkan
musiknya sambil mengelilingi lapangan. Para wartawan, dan fotografer pun seakan
tak mau ketinggalan dan melewatkan acara tahunan ini.
 |
musik dimainkan sambil mengelilingi lapangan
sekitar lokasi festival kerapan sapi |
Sembari menunggu, aku dan Yuni
mencari kesibukan, beranjak dari tempat duduk kami lalu kami jalan menelusuri
area samping karapan sapi. Kami menemukan jaring-jaring yang dikaitkan diantara
dua pohon, aku tak tau apa namanya. Tak mau melewatkan momen, kami langsung
duduk disana, tanpa malu, kami mengayun-ayunkan diri sambil menikmati lagu
dangdut yang disuguhkan. Hahaa...
Mau tau cerita selanjutnya? Tunggu yaa....
Surabaya, 26 Maret 2014
@kamarkosKarmen